Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sampaikanlah Walau Hanya Satu Ayat

 


Oleh : Hanif Firdaus B. Sc


Rasulullah Saw bersabda : 


بلغوا عني و لو آية 


"Sampaikanlah dariku walau hanya satu Ayat."


Mendengar hadist ini, tentunya banyak yang termotivasi untuk menyampaikan apa yang dia tahu tentang Agama. 


Namun sebenarnya banyak yang menyalah artikan hadist ini. Sehingga digunakan sebagai justifikasi (pembenaran) berbicara dan berkomentar tentang topik keagamaan walaupun bukan ahlinya.


Sebenarnya hadist diatas adalah anjuran untuk menyampaikan semua informasi yang bersumber dari Rasulullah SAW, baik itu ayat Al-Qur'an atau perkataan dan perbuatan Rasullullah SAW (hadist) sebagaimana adanya. Tidak kurang, tidak lebih.


Dalam hal ini tidak diharuskan yang menyampaikan harus faham apa yg dia sampaikan. Yang terpenting adalah menyampaikan segala hal yang berasal dari Rasullullah Saw kepada generasi selanjutnya. 


Inilah yang dinamakan Amanah Ilmiah atau jujur dalam keilmuan. Hal ini wajib dilakukan agar Al-Qur'an dan Hadits yang merupakan sumber ilmu Agama tetap terjaga kemurniannya. 


Inilah yang dilakukan para Sahabat ketika mengumpulkan Al-Qur'an. Ini juga yang dilakukan para Muhaddistin ketika mengumpulkan hadist. Begitu juga yang dilakukan Ahli Sejarah dalam menulis sejarah hidup (Sirah) Rasulullah SAW. Semuanya betul-betul apa adanya.


Adapun memahami isi pesan yang tersurat apalagi yang tersirat dalam Al-Qur'an dan Hadist tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.


Hanya mereka yang punya kapabilitaslah yang berhak menterjemahkan maksud dari kalam Tuhan dan Utusan Tuhan.


Hanya mereka yang betul-betul faham bahasa Arab dengan segala cabangnya. Faham ilmu Ushul Fiqh, Ulumul Qur'an, Mustalahul Hadist dan ilmu-ilmu lain.


Mengapa demikian? Karena Al-Qur'an itu bukan cuma satu ayat. Dan hadist pun ada ribuan. Semuanya harus kita hafal dan faham diluar kepala. Dan jika ada yang terlihat kontradiksi apa yang harus dilakukan? Diabaikan salah satunya kah atau dikompromikan? Gimana caranya? Apa cuma itu? Tidak! Masih banyak hal yang menjadi pertimbangan dalam terlahirnya suatu hukum dan semua itu ada ilmunya. Tidak sembarang.


Ibarat puzzle, semua proses harus lakukan dan diselesaikan agar kita faham maksudnya.


Disini kita akan faham akan tingginya derajat para Ulama. Karena dari merekalah kita bisa memahami Agama sebagaimana yang dihendaki Allah dan Rasul-nya.


Disamping kita juga bisa mengerti akan seberapa berbahayanya jika Agama ada di tangan orang jahil atau alim yang jahat (ulama suu'). Sehingga Agama menjadi sarana untuk memenuhi hasrat keinginan dunia semata.


Kesimpulan :

- Hadist diatas adalah anjuran untuk menyampaikan Ayat Al-Qur'an dan hadist secara tekstual. Tanpa dikurangi atau ditambah dengan pendapat pribadi yang menyampaikan. Tentunya hal ini boleh dilakukan siapa saja asal dia yakin akan kevalidan informasi tersebut.

- Memahami isi Al-Qur'an dan hadits hanya boleh dilakukan oleh Ulama yang ahli di bidang tersebut. Orang yang tidak punya kapabilitas tidak berhak untuk berkomentar apalagi menyampaikan pendapat pribadinya. Lebih-lebih dengan mengatasnamakan Agama. 

- Sebagaimana Rasulullah SAW melaknat mereka yang punya ilmu lalu menyembunyikannya (كاتم العلم) , Rasul juga melaknat mereka yang berkomentar tanpa dilandasi ilmu. Alangkah baiknya kita bisa menempatkan diam dan ucap kita pada situasi yang tepat. Karena tidak semua yang kita ketahui harus dibicarakan. Terkadang diam itu lebih baik.


Wallahu a'alam. 

Posting Komentar untuk "Sampaikanlah Walau Hanya Satu Ayat"